Selasa, 10 Mei 2011

Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan

Definisi persalinan
● Proses pergerakan keluar janin, plasenta dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir (Bobak, 2005)
● Suatu proses fisiologik yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir (Hacker, Moore, 2001)

Bentuk Persalinan
● Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
● Persalinan buatan adalah persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar misal , ekstraksi dengan forceps atau operasi SC.
● Persalinan anjuran adalah persalinan yang dimulai setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.
Selama kehamilan terdapat kontraksi – kontraksi uterus, yang dikenal sebagai ,
Kontraksi Braxton Hicks.



Sebab – sebab mulainya persalinan
a. Perubahan kadar hormon
Perubahan kadar hormon mungkin disebabkan oleh penuaan plasenta dan terjadi sebagai berikut :
• Kadar progesterone menurun (relaksasi otot rahim)
• Kadar estrogen dan prostaglandin meninggi, sehingga menyebabkan kontraksi otot-otot rahim
• Oksitosin pituitary dilepaskan (pada kebanyakan kelahiran, produksi hormon ini akan disupresi)
b. Keregangan otot-otot
Karena isinya yang bertambah, mengakibatkan uterus teregang sehingga dapat menimbulkan kontraksi
c. Pengaruh janin
Kalau janin sudah mencapai batas perrtumbuhannya didalam uterus, ia akan menyebabkan :
• Peningkatan tekanan dan ketegangan pada dinding uterus
• Pengaruh dari hypofise dan kelenjar suprarenal dari janin
• Stimulasi dinding uterus yang tegang tersebut sehingga timbul kontraksi
d. Faktor-faktor lain
• Ketika selaput amnion pecah menimbulkan penurunan tekanan dari janin
• Gangguan emosional yang kuat (lewat konteks hypothalamus-hipofise) dapat menyebabkan pelepasan oksitosin

Tahapan Persalinan
Kala I
Dimulai pada saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini dibagi menjadi 2 fase, Yaitu fase laten (8 jam) servix membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 4 cm sampai 10 cm (Acuan Nasional Mternal dan Neonatal)
Pada fase aktif :
1. Fase akselerasi (2jam) terjadi pembukaan sampai 4 cm
2. Fase dilatasi maksimal (2 jam) terjadi pembukaan sampai 9 cm

3. Fase deselerasi (2 jam) terjadi pembukaan sampai 10 cm
Perubahan pada uterus :
1. Kontraksi berawal dari salah satu cornu, kemudian menyebar kesamping dan ke bawah. Namun pada puncak kontraksi dapat dirasakan pada seluruh bagian uterus dan menghilang kemudian muncul kembali. Akhir kala I interval kontraksi 2-3 menit dengan lama kontraksi 50-60 detik
2. Segmen atas dan bawah rahim terbentuk pada akhir kehamilan Segmen Atas Rahim (SAR) berguna untuk kontraksi dan ototnya menebal sedangkan Segmen Bawah Rahim (SBR) mempersiapkan peregangan dan pembukaan servik sehingga semakin tipis
3. Penipisan serviks. Pada primi sebelum terjadi pembukaan di dahului oleh penipisan serviks dalam waktu 13 – 14 jam, sedangkan pada multigravida pembukaan dan penipisan terjadi secara bersamaan (6-7 jam)
4. Pembukaan cervik. Pembukaan terjadi akibat dari kontraksi uterus serta tekanan yang berlawanan dari kantong membran dan bagian bawah janin. Kepala janin yang fleksi akan membantu pembukaan yang efisien.

Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahir bayi (Acuan Nasional Mternal dan Neonatal)
Setelah pembukaan lengkap kepala janin turun masuk PAP dan akan menimbulkan rasa mengedan. Biasanya ibu merasa ingin buang air besar, karena tekanan pada rectum dengan tanda anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan denan tanda vulva membuka dan perineum menonjol. Dengan his mengedan yang terpimpin maka lahirlah kepala janin dan disusul seluruh badan janin
Pada primi 1 ½ - 2 jam, sedangkan pada multi ½ - 1 jam

Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Acuan Nasional Mternal dan Neonatal)
Perubahan fisiologis kala III
3 fase pada kala III, yaitu :
1. Fase pelepasan plasenta.
Setelah bayi lahir rahim mengecil, karena pengecilan rahim tempat perlekatan plasenta juga mengecil sehingga mengakibatkan plasenta sedikit demi sedikit lepas dari dinding rahim
Kemudian terjadi haematom antara plasenta dengan desidua basalis yang mengakibatkan pelepasan meluas (lamanya 4-5 menit)
Pelepasan plasenta ada 2 macam :
- Pelepasan secara schultze : Pelepasan dimulai pada bagian tengah, tidak ada perdarahan sebelum plasenta lahir
- Pelepasan secara Duncan : Pelepasan dimulai dari pinggir plasenta
2. Fase pengeluaran plasenta
Setelah plasenta lepas, karena kontraksi dan retraksi otot rahim plasenta terdorong kedalam segmen bawah rahim (SBR) kemudian plasenta didorong keluar oleh tenaga mengejan
Manajemen aktif kala III :
1. Pemberian oksitoksin segera
2. PTT (perengan tali pusat terkendali)
3. Massage uterus
Keuntungan manajemen aktif kala III :
- Kala III lebih singkat
- Mengurangi jumlah kehilangan darah
- Mengurangi kejadian retensio plasenta

Kala IV
Dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam setelah post partum (Acuan Nasional Mternal dan Neonatal)
Perubahan fisiologis kala IV selama 2 jam pertama, organ-organ ibu mengalami penyesuaian awal terhadap keadaan tidak hamil dan sistem tubuh mulai stabil.
Asuhan yang diberikan :
1. Observasi perdarahan post partum
2. Penjahitan robekan perineum
3. Memeriksa bayi


Tanda-tanda permulaan Persalinan
a. Terjadi lightening
Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul, sedangkan pada multi tidak kentara yang disebabkan oleh:
• Kontraksi brakston hicks
• Ketegangan dinding perut
• Ketegangan ligamentum rotundum
• Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
b. Perut lebih melebar dan fundus uteri turun
c Polakisuria
Perasaan sering/susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin
d. False labour pains ( Perasaan sakit diperut dan pinggang )
e. Keluar bloody show
Tanda-tanda in partu :
1. His yang makin kuat, sering dan teratur
2. Keluar lender bercampur darah (show) karena robekan-robekan kecil pada serviks
3. Kadang-kadang ketuban pecah
4. Pada PD : serviks mendatar dan terjadi pembukaan

Tidak ada komentar: