Jumat, 27 Januari 2012

KONTRASEPSI AKDR


KONTRASEPSI DENGAN AKDR
(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Sejarah
            Memasukkan benda-benda atau alat-alat ke dalam uterus untuk tujuan mencegah terjadinya kehamilan, telah dikenal sejak zaman dahulu kala. Penggembala-penggembala  unta bangsa Arab dan Turki beradab lamanya melakukan cara ini dengan memasukkan batu kecil yang bulat dan licin ke dalam alat genital unta mereka, dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dalam perjalanan jauh. Tulisan ilmiah tentang AKDR untuk pertama kali dibuat oleh Richter dari polandia pada tahun 1909. Pada waktu itu ia mempergunakan bahan yang dibuat dari benang sutera. Granvenberg pada tahun 1928 melaporkan pengalamannya dengan AKDR yang dibuat dari benang sutera yang dipilin dan diikat satu sama lain, sehingga berbentuk bintang bersegi enam. Kemudian, bahan pengikatnya ditukar dengan benang perak yang halus agar dapat dengan mudah dikenali dengan sonde uterus atau dengan sinar roentgen. Oleh karena AKDR bentuk segi enam ini mudah sekali keluar, maka kemudian ia membuatnya dalam bentuk cincin dari perak. Ia melaporkan angka kehamilan pada AKDR dari cincin perak ini hanya 1,6% diantara 2000 kasus. Usaha-usaha Gravenberg ini banyak sekali mendapat tantangan dari dunia kedokteran pada waktu itu, oleh karena dianggap memasukkan benda asing ke dalam rongga uterus dapat menimbulkan infeksi berat, seperti salpingitis, endometritis, parametritis, dan lain-lain.
            Ota dari jepang pada tahun 1934 untuk pertama kalinya membuat AKDRdari plastic yang berbentuk cincin. Mula-mula ia membuat AKDR dari cincin yang dibuat dari benang sutera yang dipilin, kemudian dari logam yang mudah dibengkok-bengkokkan. Oleh karena sukar memasang cincin logam ini, maka ia kemudian membuat cincin dari plastic.
            Oppenheimer dari Israel dan Ishihama dari jepang pada tahun 1959 menerbitkan tulisan-tulisan tentang pengalaman mereka dengan AKDR. Sejak tulisan-tulisan itu dan dengan ditemukannya antibiotika yang mengecilkan risiko infeksi, penerimaan AKDR makin meningkat, antara tahun 1955 dan 1964 bermacam-macam bentuk AKDR diciptakan, antara lain Margullies spiral, Zipper, Lippes loop, Birnberg bow, cincin Hall-Stone. Di Indonesia AKDR telah dipergunakan secara umum dalam program keluarga berencana, AKDR yang mula-mula dipakai ialah jenis Lippes loop, yang pada waktu itu di sponsori oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).
            Pada tahun enam puluhan mulai dilakukan penyelidikan terhadap AKDR yang mengandung bahan-bahan seperti tembaga, seng, magnesium, timah, progesterone, dan lain-lain. Maksud penambahan itu ialah untuk mempertinggi efektivitas AKDR. Penyelidikan AKDR jenis ini, yang diberi nama AKDR bioaktif, sampai sekarang masih berlangsung terus.
Mekanisme kerja AKDR
            Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti. Kini pendapat yang terbanyak ialah bahwa AKDR dalam kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebukan leukosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma. Pada pemeriksaan cairan uterus pada pemakai AKDR sering kali dijumpai pula sel-sel makrofag (fagosit) yang mengandung spermatozoa.
            Kar dan kawan-kawan selanjutnya menemukan sifat-sifat dan isi cairan uterus mengalami perubahan-perubahan pada pemakai AKDR, yang menyebabkan blastokista tidak  dapat hidup dalam uterus, walaupun sebelumnya terjadi nidasi. Penyelidik-penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi uterus pada pemakai AKDR, yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkan oleh meningkatnya kadar prostaglandin dalam uterus pada tersebut.
            Pada AKDR bioaktif mekanisme kerjanya selain menimbulkan peradangan seperti pada AKDR biasa, juga oleh karena ion logam atau bahan lain yang melarut dari AKDR mempunyai pengaruh terhadap sperma. Menurut penyelidikan, ion logam yang paling efektif adalah ion logam tembaga (Cu), pengaruh AKDR bioaktif dengan berkurangnya konsentrasi logam makin lama makin berkurang. Secara singkat cara kerjanya,
·         Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
·         Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
·         AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.
Jenis-jenis AKDR
            Sampai sekarang telah terdapat berpuluh-puluh jenis AKDR, yang paling banyak digunakan dalam program keluarga berencana di Indonesia ialah AKDR jenis Lippes loop. AKDR dapat dibagi dalam bentuk yang terbuka linear dan bentuk tertutup sebagai cincin. Yang termasuk dalam golongan bentuk terbuka dan linear antara lain adalah Lippes loop, Saf-T-coil, multiload 250, Cu-7, Cu-T, Cu T 380 A, Spring coil, Margulies spiral dan lain-lai, sedang yang termasuk dalam golongan bentuk tertutup dengan bentuk dasar cincin antara lain adalah Ota ring, Antigon F, Ragab ring, cincin Gravenberg, cincin Hall-Stone, Birnberg bow, dan lain-lain.

Keterangan : a. Lippes-Loop, b. Saf-T-Coil, c. Dana-Super, d. Copper-T (Gyne-T), e. Copper-7 (Gravigard), f. Multiload, g. Progesterone IUD





Jenis – jenis AKDR (IUD)
1. Menurut bentuknya AKDR (IUD) dibagi menjadi:
·         Bentuk terbuka (open device), misalnya Lippes Loop,Cupper-T, Cupper-7,Margulies, Spring Coil, Multiload, Nova-T, dan lain-lain.
·         Bentuk tertutup (closed device), misalnya Ota Ring, Antigon, Grafenberg ring,Hall-stone ring, dan lain-lain.
2. Menurut tambahan obat atau metal IUD dibagi menjadi:
·         Medicated IUD, misalnya Cupper-T-200, Cupper-T-220, Cupper-T-300, Cupper-T-380A, Cupper-7, nova-T, ML-Cu 250, , ML-Cu 375, dan lain-lain.
·         Unmedicated IUD, misalnya Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon, dan lain-lain.
a. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.
b. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
c. Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
d. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis ini.
Efektifitas
IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun. Nova T dan Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun. Cu T 380A dapat untuk 8 tahun . Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.
Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah:
·         Usia reproduktif
·         Keadaan nulipara
·         Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
·         Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
·         Setelah melahirkan dan tidak menyusu
·         Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi• Risiko rendah dari IMS
·         Tidak menghendaki metoda hormonal
·         Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
·         Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
·         Perokok
·         Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.

Kontra indikasi
Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah
1.      Belum pernah melahirkan
2.      Adanya perkiraan hamil
3.      Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
4.      Perdarahan vagina yang tidak diketahui
5.      Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
6.      Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septic.
7.      Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri.
8.      Penyakit trofoblas yang ganas.
9.      Diketahui menderita TBC pelvic.
10.  Kanker alat genital
11.  Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
Keuntungan
Menurut Dr David Grimes dari Family Health International di Chapel Hill, Carolina Utara, seperti dikutip News yahoo, dokter sering kali melupakan manfaat IUD dalam pengobatan endometriosis. Laporan tersebut diungkapkan dalam pertemuan di The American College of Obstetricians and Gynecologist, New Orleans. David mengatakan, IUD mampu mengurangi risiko kanker endometrium hingga 40 persen. Perlindungan terhadap kanker ini setara dengan menggunakan alat kontrasepsi secara oral.
Ø  Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun
Ø  IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
Ø  Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
Ø  Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
Ø  Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
Ø  Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui – tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
Ø  Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
Ø  Dapat digunakan sampai menopause
Ø  Tidak ada interaksi dengan obat-obat
Ø  Membantu mencegah kehamilan ektopik
Ø  Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur
Kerugian
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian perut dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah itu keluhan akan hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk memeriksanya ke dokter. Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang, karena ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan harus segera ke klinik jika:
ü  Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual, pusing, muntah-muntah.
ü  Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
ü  Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat, mengigil, dan lain sebagainya.
ü  Pendeknya jika ibu merasa tidak sehat.
ü  Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi kedokter jika anda            menemukan     gejala-gejala    diatas.

Efek    Samping         dan      Komplikasi
ü  Efek    samping           umum  terjadi:
perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit.
ü  Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
ü  Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
ü  Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan
ü  Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD, PRP dapat         memicu            infertilitas
ü  Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan IUD
ü  Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
ü  Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat melepas
ü  Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang segera setelah melahirkan)
ü  Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan normal
ü  Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.

Waktu Pemasangan
Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat:
ü  2 sampai 4 hari setelah melahirkan
ü  40 hari setelah melahirkan
ü  Setelah terjadinya keguguran
ü  Hari ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari pertama haid
ü  Menggantikan metode  KB  lainnya

Waktu Pemakai Memeriksakan Diri
ü  1 bulan pasca pemasangan
ü  3 bulan kemudian
ü  Setiap 6 bulan berikutnya
ü  Bila terlambat haid 1 minggu
ü  Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya


Gambar AKDR (IUD) :





Selasa, 24 Januari 2012

PNC 6 JAM


Asuhan Kebidanan Pada Ibu Postpartum
a.      Asuhan Kebidanan 6 jam postpartum pada Ny. Y
Nama Pengkaji                  : Wawa Jufirah dan Bid Iis Hartati
Hari/tanggal                      : Jumat 09 Desember 2011
Jam                                    : 13.05 WIB
Tempat pengkajian            : Rumah pasien Jl Ps Gombong 02/04 mekarwangi

I.     PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF
A.  Keluhan Utama
Ibu mengatakan masih lemas dan senang
B.  Riwayat Post Partum
a.    Ambulasi                               : Ibu sudah bisa bergerak seperti duduk,
  jalan-jalan, dan sudah mandi
b.    Pola makan dan minum        : Ibu mengatakan sudah makan dan minum
 Jenis makanan                      : Nasi, sayuran dan telor
 Porsi                                     : 1 piring (sedang), 1 mangkuk sayur, 1
                                              Buah telor
 Jenis minuman                     : 2 gelas Air bening, 1 gelas teh manis
 Jumlah                                  : 3 gelas
c.    Pola tidur                              : ± 1 jam
d.   Pola eliminasi
BAK                                     : 3 kali dalam 6 jam
BAB                                     : Ibu belum BAB setelah melahirkan
C.  Riwayat kesehatan
a.    Penyakit yang sedang diderita       : Ibu mengatakan tidak sedang sakit
                                                             TBC, malaria, dll.
b.    Riwayat operasi                              : Ibu mengatakan tidak mempunyai
                                                              riwayat dioperasi.
c.    Riwayat alergi                                : Ibu tidak mempunyai riwayat alergi
 obat.


d.   Riwayat persalinan dan nifas         : Ibu mengatakan ini persalinan yang
          pertama dan tidak pernah mengalami
          keguguran.
NO
Waktu Persalinan
Usia Kehamilan
Tempat Persalinan
Penolong Persalinan
Jenis Persalinan
Anak
Keadaan Nifas
JK
BB
PB
H/M

1
09/12/2011
Aterm
Di rumah pasien
Bidan
Spontan
L
2800
50
H
Normal


D.  Rencana KB
Ada atau tidak                                  : Ada
Kapan dan jenis                                : Setelah 40 hari melahirkan, ibu
    mengatakan akan menggunakan kb
    suntik 3 bulan.
E.   Riwayat Psikososial dan spiritual
Psikologis                                              : Ibu terlihat senang
Sosial                                                     : Ibu bercengkrama dengan keluarga
Spiritual                                                 : Ibu bersyukur atas kelahiran bayi
F.   Rencana Hubungan Seksual
Ibu mengatakan baru akan melakukan hubungan seksual kembali jika sudah menggunakan KB
G.  Rencana Menyusui
Mulai pemberian ASI                            : Segera setelah melahirkan
ASI Eksklusif                                        : Iya, ASI ekslusif 6 bulan
Menyapih                                               : Iya, setelah usia bayi ± 2 tahun

II.  DATA OBJEKTIF
A.  Keadaan umum             : Baik
a.    Kesadaran                      : Composmentis
b.    Tanda-tanda vital                     
Tekanan darah               : 120/80 mmHg
Nadi                               : 85 kali/menit
Suhu                              : 36 ˚C
Respirasi                        : 20 kali/menit
B.  Pemeriksaan fisik
a.    Kepala
Muka                             : Tidak ada oedema pada muka
Mata                              : Sklera : putih
Conjungtiva                   : merah muda
Mulut                             : Bersih, tidak ada stomatitis atau caries gigi,             
                                       gusi berwarna merah muda    
b.    Leher
Kelenjar Tiroid              : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
Kelenjar Getah bening   : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah  
                                         bening
Vena jugularis                : Tidak ada peningkatan vena jugularis
c.    Payudara
Bentuk                           : Simetris
Benjolan                                    : Tidak ada benjolan
Puting susu                    : Menonjol dan bersih
Colostrum                      : Saat dilakukan pemijatan sudah ada
d.   Abdomen
Bekas luka                     : Tidak ada
TFU                               : 2 jari bawah pusat
Kontraksi uterus            : Keras
Kendung kemih             : Kosong
e.    Ekstremitas atas
Varises                           : Tidak ada varices
Oedema                         : Tidak ada oedema



f.     Genetalia luar
Oedema                         : Tidak ada oedema
Varises                           : Tidak ada varices
Perineum                        : Tidak ada bekas luka jahit
Jahitan                           : Tidak ada jahitan
Pengeluaran lochea        : Lochea rubra, warna merah
g.    Anus                              : Tidak ada hemoroid
h.    Ekstremitas bawah
Varises                           : Tidak ada varices
Oedema                         : Tidak ada oedema
Refleks patella               : + / +

III.   ASSESMENT
A.    Diagnosa                     : P1A0 Post Partus 6 jam
B.     Masalah                       : Masih lemas
C.     Kebutuhan                  : Pendidikan tentang tanda bahaya nifas, perawatan
payudara, pendidikan tentang teknik menyusui dan              ASI ekslusif, mobilisasi.
IV.   PLANNING
1)      Memberitahukan semua hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu dalam keadaan baik dan sehat.
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengerti dan merasa senang dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan.
2)      Memberitahukan kepada ibu mengenai tanda bahaya nifas seperti perdarahan yang banyak dari jalan lahir, lochea yang berbau dan bernanah, sakit kepala yang hebat, demam, uterus tidak berkontraksi dan teraba lembek, jika terjadi salah satu tanda seperti yang disebutkan diatas maka beritahu agar ibu segera memeriksakan diri ke tempat pelayanan atau petugas kesehatan.
Evaluasi : Ibu sudah dapat mengetahui tanda bahaya pada masa nifas dan akan mewaspadai tanda bahaya nifas serta akan segera memerikasakan diri apabila terjadi tanda bahaya.
3)      Menganjurkan dan mengajarkan kepada ibu mengenai perawatan payudara yaitu menjaga payudara agar tetap bersih dan kering, menggunakan bra yang menyokong payudara, dan mengoleskan sedikit colostrum ataupun ASI pada puting dan areola pada payudara, apabila puting susu lecet maka mulailah memberikan ASI pada payudara yang tidak lecet.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mengatakan akan mencoba apa yang dianjurkan oleh bidan.
4)      Mengajarkan teknik menyusui yang baik dan benar, yaitu sebelum menyusui ibu diharapkan mencuci tangannya terlebih dahulu, dan pastikan bayi dalam keadaan tenang dan nyaman lalu tangan ibu menyangga kepala, leher dan dada bayi sehingga badan bayi menempel pada badan ibu, kepala ibu sejajar dengan dada bayi dan dagunya menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka leber sehingga bagian puting dan areola ibu masuk kedalam mulut bayi seluruhnya, bayi menghisap pelan namun kuat dan puting susu tidak terasa sakit.
Evaluasi : Ibu mengatakan mau mencoba untuk melakukan apa yang diajarkan oleh bidan.
5)      Memberitahu kepada ibu mengenai ASI eksklusif dan menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya selama 6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan menngatakan akan memberikan ASI eksklusif pada bayinya selama 6 bulan.
6)      Menganjurkan ibu agar ikut tidur atau istirahat pada saat bayinya tidur agar ibu terhindar dari kelelahan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mengatakan akan melakukannya.
7)      Menganjurkan ibu untuk sesering mungkin mengganti pembalut dan cebok bersih menggunakan air dingin dan sabun setiap setelah BAK dan BAB dengan cara cebok yang benar yaitu dari depan ke belakang.
Evaluasi : Ibu mengatakan akan mengganti pembalutnya jika ibu sudah merasa tidak nyaman dan akan cebok bersih dengan air dingin dan sabun setiap kali setelah BAK dan BAB dengan cara becok dari arah depan ke belakang.
8)      Menganjurkan ibu untuk tidak menahan apabila ingin BAB atau BAK.
Evaluasi : Ibu mengerti dan ibu mengatakan telah BAK.
9)      Menganjurkan kepada ibu agar selalu menjemur bayinya pada pagi hari sekitar pukul 07.00-08.00 WIB agar mencegah terjadinya kuning pada bayi
Evaluasi : Ibu mengatakan akan  menjemur bayinya setiap pagi hari
10)  Mendokumentasikan semua tindakan dan asuhan yang telah diberikan kepada ibu dalam SOAP.
Evaluasi : hasil pemeriksaan telah didokumentasikan ke dalam SOAP.