GAMBARAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HIV/AIDS
BAB I
PENDAHULUAN
- 1 Latar Belakang
Remaja merupakan generasi penerus bangsa, mereka adalah
penentu nasib bangsa di masa mendatang. Jika
remaja berkualitas rendah, maka akan berakibat pada kehancuran bangsa. Bila
saat ini banyak remaja yang rusak dan tidak berkualitas maka akan berdampak
pada masa yang akan datang. Betapa
bangsa ini akan menjadi rusak. Kita
sebagai orangtua, pendidik dan para remaja hendaknya menjaga keadaan tersebut
(Lestari, 2007).
Masa
remaja merupakan proses pencarian identitas diri, remaja cenderung untuk
melepaskan diri sedikit demi sedikit dari ikatan psikis orangtuanya. Remaja mendambakan untuk diperlakukan dan dihargai sebagai orang
dewasa. Hal ini dikemukakan Hurlock (1992) yang menanamkan proses tersebut
sebagai ‘proses mencari identitas ego’, atau pencarian diri sendiri. Dalam proses ini remaja ingin mengetahui peranan dan
kedudukannya dalam lingkungan, di samping ingin tahu tentang dirinya
sendiri.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa salah satu bentuk
pencarian identitas remaja terkait dengan masalah kesehatan adalah perilaku
seks bebas, dimana pada masa ini, remaja cenderung belum mengetahui dampak dari
hubungan seksual yang bebas. Freud
(2002) menyebutkan salah satu dampak dari pergaulan seks bebas adalah penyakit
seksual menular seperti Human
Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). HIV/AIDS
merupakan kumpulan gejala penyakit, yang diakibatkan oleh menurunnya daya tahan
tubuh terhadap berbagai penyakit karena adanya infeksi virus HIV.
Epidemi HIV/AIDS di Indonesia pada saat ini sedang berada
di persimpangan jalan. Pada akhir tahun 1990-an, tingkat penyebaran HIV/AIDS
masih rendah, bahkan di kalangan kelompok yang tergolong rentan terhadap
penyakit ini. Tetapi di dalam sepuluh tahun terakhir, HIV/AIDS telah menyebar
di berbagai kelompok masyarakat dan propinsi yang disebabkan oleh berbagai
perilaku masyarakat yang kurang baik khususnya perilaku seksual. Pada saat ini
Indonesia mengenali HIV/AIDS sebagai ancaman pembangunan yang besar dan telah
memobilisasi berbagai sumberdaya dari tingkat nasional maupun nasional untuk
menangani masalah HIV/AIDS (Johanna, 2007).
Prevalensi penderita HIV/AIDS di Propinsi Lampung pada
tahun 2007 menempati urutan ke-13 dengan jumlah penderita sebanyak 185 orang. Dengan rincian 102 orang (55,13%) AIDS dan sisanya
83 (44,87%) gonorhoe. Sementara jumlah penderita HIV/AIDS yang meninggal dunia
sebanyak 32 orang (17,30%) (Dinkes Provinsi Lampung, 2007).
Berdasarkan Laporan Kasus AIDS Kabupaten/Kota sampai
dengan Agustus 2008 ditemukan sebanyak 244 kasus, dimana Bandar Lampung
menempati urutan pertama terbanyak dengan jumlah penderita 172 orang, Lampung
Utara 18 orang, Lampung Tengah 13 orang, Lampung Timur dan Lampung Selatan
masing-masing 8 orang, Tanggamus 7 orang, Tulang Bawang 6 orang, Metro 5 orang,
Lampung Barat 4 orang, Way Kanan 2 orang dan Pesawaran 1 orang (SSG Lampung,
2008).
Secara umum HIV/AIDS dapat menyerang siapa saja, termasuk
bayi/balita, namun pada remaja cenderung terjadi pada usia antara 13-20
tahun. Hal ini disebabkan karena pada usia
tersebut remaja masih dalam proses mengenal dan ingin mengetahui banyak tentang
seks itu sendiri, namun belum belum mengerti tentang akibat yang dapat
ditimbulkan (Lestari, 2007).
Angka ini lebih rendah dari yang tidak dilaporkan, karena
HIV/AIDS penyebarannya digambarkan seperti fenomena gunung es. Selama ini yang
terdeteksi hanya puncak gunung es, tetapi bagian bawah gunung es tidak dapat
terlihat. Menurut WHO setiap ada 1 kasus HIV/AIDS
maka ada 100 yang tidak terdeteksi.
Tingginya kejadian HIV/AIDS di Indonesia ini disebabkan
oleh perilaku masyarakat/remaja yang tidak atau belum baik. Hal tersebut
dikemukakan oleh H.L Blum (1990) dalam teorinya dimana derajat kesehatan
dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satu faktor tersebut adalah
perilaku. Sedangkan perilaku Kesehatan menurut
Lawrence Green (1993) ditentukan oleh tiga faktor yang salah satunya adalah
predisposisi yang meliputi pengetahuan dan sikap seseorang. Karena kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya remaja
tentang HIV/AIDS, maka kemungkinan penularan dan pencegahan penyakit tersebut
tidak dapat diketahui. Seperti
diketahui bahwa penularan HIV/AIDS dapat melalui darah, sekret vagina, serta
transmisi dari ibu ke anak. Selain
itu penularan HIV/AIDS juga dapat disebabkan melalui hubungan seks, penggunaan
narkoba secara suntikan dan transfusi darah. Hingga saat ini penyebaran HIV/AIDS di Indonesia
cenderung disebabkan oleh penggunaan obat terlarang (jarum suntik), pekerja
seks komersial (PSK), waria dan Narapidana. Namun dari keseluruhan penyebaran tersebut, penyebaran
HIV/AIDS lebih didominasi oleh pengguna obat terlarang yang berjumlah 48% untuk
wilayah Jakarta.
Secara nasional jumlah penderita AIDS pada tahun 2007
sebanyak 10.384 orang dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 8.288 orang
(79,82%), wanita sebanyak 2.035 orang (19,60%) dan tidak diketahui 61 orang
(0,59%). Sedangkan dilihat dari usia terbanyak yang
menderita HIV/AIDS adalah usia 20-29 tahun dengan jumlah 7972 orang, sedangkan
usia penderita yang paling sedikit adalah >60 tahun dengan sebanyak 17 orang
. HIV/AIDS sangat fatal, karena merupakan
jenis penyakit terminal, yang dapat menyebabkan kematian, oleh karena itu sagat
diperlukan pencegahan (Depkes RI, 2007).
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah peneliti
lakukan, diketahui bahwa penderita HIV/AIDS di Lampung Selatan sebanyak 8
orang. Kecamatan Tanjung Bintang adalah daerah
yang akan dilakukan penelitian, karena tingginya angka kenakalan remaja,
berdasarkan data kenakalan remaja, ditemukan 7 orang remaja khususnya siswa
SMA/SMK atau sederajat yang mencoba berbagai narkotika seperti ganja dan dan
minuman keras terbukti dari adanya laporan dari aparat desa/pamong mengenai
kenakalan remaja yang sering dilakukan. Dari jumlah tersebut 2 orang
diantaranya (28,57%) dikeluarkan sekolah sedangkan sisanya 5 orang (71,42%)
diberi peringatan untuk tidak mengulanginya lagi.
Dari hasil survei awal yang penulis lakukan di Sekolah
ZZZ pada bulan Juni 2008 diketahui bahwa dari 10 orang siswa yang ada 6 siswa
diantaranya belum mengerti tentang cara-cara penularan HIV/AIDS dan 2 orang
mengerti tentang tanda-tanda/ gejala AIDS. Alasan tersebut lahir karena belum adanya materi
pelajaran yang khusus mempelajari tentang HIV/AIDS yang diberikan oleh guru
atau tenaga pengajar.
Berdasarkan latar belakang dan
fenomena tersebut di atas, peneliti sangat tertarik untuk meneliti tentang
“Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang HIV/AIDS tahun 2008”
- 2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, penulis mendeskripsikan data yang merupakan identifikasi
masalah, yaitu:
1. Diketahui bahwa pada tahun 2008 di Kabupaten Lampung
Selatan terdapat 8 orang/kasus yang mengalami HIV/AIDS
2. Masih ditemukan 7
orang remaja khususnya siswa SMA/SMK atau sederajat di Kabupaten Lampung Selatan yang mencoba berbagai
narkotika seperti ganja dan dan minuman keras terbukti dari adanya laporan dari
aparat desa/pamong mengenai kenakalan remaja yang sering dilakukan. Dari jumlah
tersebut 2 orang diantaranya (28,57%) dikeluarkan sekolah sedangkan sisanya 5
orang (71,42%) diberi peringatan untuk tidak mengulanginya lagi.
3. Diketahui bahwa 6 dari 10 orang
siswa SMKN ZZZ belum mengerti tentang cara-cara penularan HIV/AIDS
dan 2 orang mengerti tentang tanda-tanda gejala HIV/AIDS.
- 3 Masalah dan Permasalahan
1.3.1 Masalah
Masalah
dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV/AIDS di ZZZ tahun 2008.
1.3.2 rumusan masalahan
- 1 Bagaimanakah pengetahuan remaja di ZZZ tahun 2008 tentang HIV/AIDS?
- 2 Bagaimanakah sikap remaja di ZZZ tahun 2008 tentang HIV/AIDS?
- 4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Penelitian
ini untuk mengetahui “Pengetahuan dan Sikap remaja tentang HIV/AIDS di ZZZ tahun 2008”
1.4.2 Tujuan Khusus
- 1 Untuk mengetahui pengetahuan remaja di ZZZ tahun 2008 tentang HIV/AIDS.
- 2 Untuk mengetahui sikap remaja di ZZZ tahun 2008 tentang HIV/AIDS.
- 5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Lahan Penelitian (Institusi Pendidikan)
Diharapkan
dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk perencanaan kegiatan pendidikan
sekolah menengah kejuruan dengan memasukan materi penyakit menular seksual
khususnya HIV/AIDS dalam konteks intrakurikuler atau ekstra kurikuler yang akan
memberi bekal pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dan pembentukan sikap
yang positif terhadap penyakit
HIV/AIDS.
1.5.2 Bagi Siswa/Remaja
Diharapkan
dengan adanya penelitian ini
dapat dijadikan masukan berupa saran dalam menambah pengetahuan remaja
khususnya mengenai HIV/AIDS.
1.5.3 Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan petugas kesehatan untuk dapat memberikan
pendidikan kesehatan berupa penyuluhan kepada remaja khususnya siswa di ZZZ
tentang pentingnya pengetahuan mengenai HIV/AIDS melalui UKS sebagai sarana
kesehatan yang ada di sekolah.
6 Ruang Lingkup Penelitian
Jenis
Penelitian : Deskriptif
Subyek Penelitian : Remaja
di ZZ
Obyek
Penelitian : Pengetahuan
dan sikap remaja tentang HIV/AIDS
Lokasi
Penelitian : SMKN
ZZZ
Waktu Penelitian : Desember
2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar