Senin, 20 Februari 2012

PEMERIKSAAN INFERTILITAS



Pemeriksaan yang utama :
  1. Pemeriksaan ovulasi
  2. Pemeriksaan sperma
  3. Pemeriksaan lender cervix
  4. Pemeriksaan tuba
  5. Pemeriksaan endometrium

I. Pemeriksaan ovulasi

Terjadinya ovulasi dapat kita ketahui dengan berbagai pemeriksaan :

a)      Pencatatan suhu-suhu basal dalam suatu kurve  : kalau siklus ovulatoar, maka suhu basal bersifat bilasis.
Sesudah ovulasi terjadi kenaikan suhu basal disebabkan oleh pengaruh progresteron.
b)      Dengan pemeriksaan vaginal smear ; pembentukan progresteron menimbulkan perubahan-perubahan sitologis pada sel-sel superficial.
c)      Pemeriksaan lender cervix ; adanya progresteron menimbulkan perubahan sifat lender cervix ialah lender tersebut nebjadi lebih kental, juga gambaran fern (daun pakis) yang terlihat pada lender yang telah dikeringkan hilang.
d)     Pemeriksaan endometrium ; kuretase pada hari pertama haid atau pada fase premenstrual menghasilkan endometrium dalam stadium sekresi dengan gambaran histologis yang khas.
e)      Pemeriksaan hormone seperti estrogen, ICSH dan pregnandiol.


II. Pemeriksaan sperma

Untuk menilai sperma maka dilakukan pemeriksaan atas jumlah spermatozoa, bentuk dan pergerakannya.
Sebaiknya sperma yang di[eriksa, ditampung setelah pasangan tidak melakukan oitus sekurang-kurangnya 3 hari dan sperma tersebut hendaknya diperiksa dalam satu jam setelah keluar.

III. Lendir cervix

Keadaan dan sifat lender cervix sangat mempengarthi keadaan spermatozoa.

a)      Kentalnya lender cervix
Lendir cervix yang cair lebih mudah dilalui spermatozoa.
Pada stadium proliferasi lender cervix agak cair karena pengaruh oestrogen, sebaliknya pada stadium sekresi lender cervix lebih kental karena pengaruh progresteron.

b)      pH lender cervix
Lendir cervix bersifat alkalis dengan pH ± 9
Pada suasana yang alkalis spermatozoa dapat hidup lebih lama.
Suasana menjadi asam pada cervicitis.
c)      Enzym proteolitik
Selain oestrogen rupa-rupanya juga enzyme-enzym proteolytik seperti trypsin dan chemotrypsin mempengaruhi viscositas lender cervix.
d)     Dalam lender cervix dapat juga diketemukan immunoglobulin yang dapat menimbulkan  agglutinasi dari spermatozoa.
e)      Berbagai kuman-kuman dalam lender cervix dapat membunuh spermatozoa.

Biasanya Baik tidaknya lendir cervix diperiksa dengan :
Ø  Sims Huhner test (post coital test)
Ø  Kurzrock Miller test

IV. Pemeriksaan Tuba

Untuk mengetahui keadaan tuba dapat dilakukan  :
Ø  Pertubasi (insuflasi) sering disebut rubin test.
Ø  Hysterosalpingografi
Ø  Kuldoskopi

Selain dari pada mempunyai nilai diagnostis pemeriksaan tersebut diatas juga ada nilai terapeutisnya karena dengan memasukkan gas atau cairan ke dalam uterus dan tuba perlekatan-perlekatan ringan kadang-kadang terlepas.

V. Pemeriksaan Endometrium

Pada stadium premenstrual atau pada hari pertama haid dilakukan mikrokuretase.
Endometrium yang normal harus memperlihatkan gambaran histologik yang khas untuk stadium sekresi.

Kalau tidak diketemukan stadium sekresi maka :
  1. Endometrium tidak bereaksi terhadap progesterone.
  2. Produksi progesterone kurang.








Tidak ada komentar: