Selasa, 10 Mei 2011

KDPK

Tujuan pembelajaran :

Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Melaksanakan prosedur pemasangan NGT
2. Menjelaskan tujuan pemasangan NGT
3. Menjelaskan kewaspadaan perawat/bidan pada saat melaksanakan pemasangan NGT
4. Melaksanakan prosedur pelaksanaan Huknah
5. Menjelaskan tujuan pelaksanaan Huknah
6. Menjelaskan kewaspadaan perawat/bidan pada saat pelaksanaan Huknah



Isi modul
1. Prosedur pelaksanaan pemasangan NGT
2. Prosedur pelekasanaan Huknah



























Protokol standart untuk semua intervensi





Sebelum melakukan tindakan :
1. Memastikan program medis dan lembar persetujuan (informconsen) yang diperlukan
2. Perkenalkan diri anda pada klien serta Pastikan identitas klien
3. jelaskan apa yang akan anda rencanakan, prosedur dan alasan, dalam istilah yang dapat dipahami klien
4. Kaji klien untuk memastikan intervensi yang akan anda lakukan masih relevan / tepat
5. Siapkan peralatan
6. Cuci tangan sebelum kontak klien baru
7. Sesuaikan tempat tidur / kursi pada posisi tinggi yang tepat
8. Patikan bahwa klien nyaman dan anda memiliki ruangan yang cukup untuk melaksanakan tindakan
9. Patikan anda memiliki pencahayaan yang cukup dalam melaksanakan tugas
10. Bila klien ada di tempat tidur, turunkan pagar tempat tidur pada sisi paling dekat anda
11. Berikan privasi untuk klien, tutup pintu, gunakan tirai, atur posisi klien yang memungkinkan privacy klien terpenuhi

Selama melakukan tindakan :
1. Tingkatkan keterlibatan dan kenyamanan klien
2. Kaji toleransi selama prosedur

Akhir protokol ketrampilan :
1. Ucapkan terimakasih atas kerjasama klien
2. Lepaskan sarung tangan (jika menggunakan) dan kemudian cuci tangan
3. Nyamankan klien kembali
4. Kembalikan tempat tidur / kursi di posisi semula
5. Diskusikan dengan klien bila ada hal2 yang harus diketahui klien sehubungan dengan tindakan yang sudah anda lakukan
6. Buang sampah material kotor dalam wadah yang tepat
7. Segera laporkan adanya temuan abnormal
8. Kembalikan material yang tidak digunakan pada tempat yang tepat
9. Dokumentasikan hasil prosedur dan toleransi klien pada format yang tepat
10. Observasi kembali klien bila perlu











PROSEDUR
PELAKSANAAN PEMASANGAN NGT (Naso Gastric Tube)



Insersi slang nasogastrik meliputi pemasangan slang palstik lunak melalui naso-faring klien ke dalam lambung. Slang mempunyai lumen berongga yang memungkinkan baik pembuangan secret gastric & pemasukan cairan ke dalam lambung.

Pendelegasian
Insersi, pemasangan, dan pembenaman slang nasogastrik tidak boleh didelegasikan kepada personel asisten.

Persiapan alat
1. Slang nasogastrik berdiameter kecil (8 – 12 French) dengan kawat penuntun atau stylet

2. Pelumas larut air
3. Spuit berujung kateter 60 ml atau (Asepto bulb - bila ada)



4. Stetoskope



5. Lampu senter



6. Plester hipoalergik & tinktur benzoin


7. Strip indicator pH (skala 0 – 14,0), bila ada




8. Segelas air dan sedotan


9. Baskom


10. Klem

11. Bengkok



12. Handuk mandi, tisu wajah

13. Spatel lidah


14. Sarung tangan




Prosedur

Langkah – Langkah
Rasional
1 Persiapan klien awal : ikuti Protokol Standart (lihat lampiran)
Menghindari kesalahan prosedur
2 Bantu klien untuk posisi Fowler tinggi (posisi setengah duduk, posisi kepala lebih tinggi 45 - 600) dengan bantal di belakang s.d bahu

Meningkatkan kemampuan klien untuk menelan & posisi fowler mengurangi resiko aspirasi
3 Berdirilah di sisi kanan tempat tidur klien
Memungkinkan manipulasi slang lebih mudah.

4 Tempatkan handuk mandi di atas dada klien. Pertahankan tisu wajah dalam jangkauan klien
Mencegah membasahi pakaian klien. Pemasukan slang dapat menghasilkan air mata yang keluar

5 Tutup salah satu lubang hidung. Instruksikan klien untuk rileks & bernafas secara normal saat menutup satu lobang hidung. Kemudian ulangi prosedur untuk lubang hidung yang lain. Pilih salah satu lobang hidung dengan aliran udara paling besar.
Memungkinkan slang lebih mudah masuk melalui lubang hidung yang lebih lancer.
6 Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan & tandai dengan plester
“ Ukur jarak dari ujung hidung ke daun telinga kemudian tarik ke prosesus xifoideus sternum ”



Memperkirakan dalamnya insersi NGT. Ujung slang harus mencapai lambung klien.
7 Menyiapkan insersi :
1) Jangan mendinginkan slang


2) Masukan 10 ml air ke dalam slang dengan menggunakan spuit untuk mengaktifkan lubrikan.
3) Pastikan stylet aman (bila ada) pada posisinya & kawat pemandu slang dipasang dengan aman dan Luer-Lock terkunci rapat


4) Lubrikasi ujung distal slang dengan lubrikan yang larut air

Slang akan menjadi kaku & tidak fleksibel yang akan menyebabkan trauma pada membrane mokosa.

Membantu dalam pemasukan kawat pemandu


Kawat pemandu atau stylet yang tidak tepat posisinyamenyebabkan trauma pada nasofaring, esophagus, atau lambung

Memungkinkan slang masuk dengan lebih mudah.
8 Kenakan sarung tangan bersih.
Tindakan pencegahan standart
9 Masukkan slang melalui lubang hidung kebelakang kerongkongan. Klien kadang ingin muntah. Arahkan slang ke belakang & kearah telinga.
Kontur alamiah memfasilitasi penyaluran slang
10 Fleksikan kepala kearah dada setelah slang melewati belakang kerongkongan.
Menutup glottis & mengurangi resiko slang masuk ke dalam trakea. Memungkinkan klien untuk “bernafas” & tetap tenang.

11 Dorong klien untuk menelan dengan memberikan sedikit air atau es batu, bila mungkin, Masukkan slang saat klien menelan. Rotasi slang 1800 saat memasukkannya.
Dengan menelan memudahkan slang melewati orofaring. Pemutaran slang mengurangi friksi.
12 Ketika ujung slang mencapai karina (± 25 cm pada orang dewasa), berhenti dan dengarkan adanya pertukaran udara di bagian distal slang
Bila udara terdengar kemungkinan slang masuk kedalam saluran pernafasan, lepaskan dan mulai lagi dari awal.
13 Masukkan slang tiap kali klien menelan sampai panjang slang yang diingkan telah dilalui. Periksa penempatan slang dibelakang tenggorokan di atas lidah.
Mengurangi trauma dan ketidak nyamanan pada klien.
Slang mungkin bergulung, terlipat di orofaring atau masuk di trachea.
14 Periksa posisi pemasangan slang.
Cara konvensional : dari hasil penelitian kurang relevan dalam membuktikan ketepatan posisi NGT dalam lambung.
1) Letakkan stetoskope pada region kiri atas abdomen. Masukkan 3 cc udara ke dalam slang, dan dengarkan efek udara melalui stetoskope.

2) Aspirasi cairan lambung menggunaklan spuit/acepto.

3) Masukkan ujung slang kedalam baskom berisi air.



Cara pasti : sebagai cara akurat membuktikan ketepatan posisi NGT dalam lambung.
1) Radiologi (X-Ray)

2) Pengukuran kadar Ph asam lambung




Bila terdengar suara “bruuut” berarti NGT masuk ke dalam lambung, bila tidak terdengar suara kemungkinan NGT masuk saluran pernafasan.

Adanya cairan lambung menandakan NGT berada di dalam saluran cerna

Bila terdapat gelembung udara NGT berada didalam saluran pernafasan


Mendapatkan gambaran yang jelas posisi NGT, tetapi memerlukan biaya yang mahal untuk hal ini.


Aspirasi asam lambung memiliki Ph asam 4 atau kurang. Aspirasi dengan Ph 6 atau lebih menunjukkan hasil aspirasi dari usus.

15 Oleskan tinktur benzoin (bila ada) pada ujung hidung klien dan slang. Biarkan mengering Membantu merekatkan plester lebih baik.

16 Fiksasi slang :
• Potong 10 cm plester, bagi menjadi 2 pada satu ujungnya.
• Balutkan 1,3 cm plester melingkar di bagian luar hidung.
Mencegah trauma pada mukosa hidung dan memungkinkan mobilitas klien.
17 Ikuti akhir protokol ketrampilan


Kewaspadaan Petugas
1. Jangan memaksa mendorong slang, ketika menemui tahanan atau klien mulai muntah, tersedak, batuk, cianosis hentikan memaukkan slang dan tarik slang tersebut.
2. Pemasangan NGT hanya dapat dipastikan secara akurat dengan menggunakan visualisasi sinar X dan harus dikaji ulang setelah perubahan posisi klien atau bila batuk berat/muntah. Pemastian menentukan bahwa slang tidak berubah posisi ke jalan nafas. Tetapi mengingat besranya biaya untuk hal tersebut, maka hal ini belum menjadi keharusan di Indonesia.

Tugas mahasiswa :
Mengamati video pemasangan NGT, buat rangkuman tentang kewaspadaan petugas pada saat pelaksanaan pemasangan NGT.















PROSEDUR
PELAKSANAAN PEMBERIAN HUKNAH



Huknah/Enama adalah pemasukan larutan ke dalam rectum dan kolon sigmoid. Tindakan ini diberikan untuk meningkatkan defekasi dengan merangsangf peristaltic. Obat-obatan kadang diberikan dengan huknah/enema untuk mengeluarkan efek local pada mukosa rectal. Pembersihan enema dapat digunakan untuk melunakkan feses yang telah menjadi impaksi atau mengosongkan rectum dan kolon bawah untuk prosedur diagnostic atau pembedahan.
Pendelegasian
Pemberian huknah/enema bisa didelegasikan kepada personel asisten. Namun perawat tetap bertanggung jawab untuk menindak lanjuti dan menjamin bahwa perawatan tepat dan dokumentasi dilakukan.Ketrampilan ini tidak boleh didelegasikan apabila klien tidak stabil secara medis.

Persiapan alat
1. Tabung huknah/enema + slang penyambung yang beisi larutan sesuai indikasi.

2. Sarung tangan

3. Larutan sesuai indikasi

4. Slang rectal

5. Klem

6. Pelumas larut air
7. Selimut mandi

8. Tissue


9. Pispot

10. Bengkok

11. Baskom, waslap, handuk dan sabun



Prosedur

Langkah – Langkah
Rasional
1 Persiapan klien awal : ikuti Protokol Standart (lihat lampiran)
Menghindari kesalahan prosedur
2 Minta klien mengosongkan kandung kemih sebelum prosedur
Mengurangi ketidak nyamanan selama prosedur
3 Atur posisi klien pada posisi SIMS dengan lutut fleksi.



1) SIMS kiri untuk huknah rendah

2) SIMS kanan untuk huknah tinggi Memungkinkan larutan mengalir ke bawah dengan gravitasi sepanjang lengkungan natural kolon sigmoid dan rectum, sehingga memperbaiki retensi larutan.
SIMS kiri memungkinkan aliran cairan sampai pada kolon desenden
SIMS kanan memungkinkan aliran cairan sampai pada kolon Asenden

4 Tutup badan klien & ekstermitas bawah dengan selimut mandi, biarkan hanya areal anal yang terpajan. Mencegah pemajanan yang terlalu perlu pada bagian tubuh & mengurangi rasa malu klien.

5 Siapkan slang rectal-hubungkan dengan slang penyambung pada tabung. Tutup klem pengatur. Mencegah kebocoronan cairan.


6 Letakkan bengkok disamping bokong pasian Sebagai penampung cairan yang keluar spontan dari anus pasien ataupun dari sela-sela slang

7 Tinggikan tabung, lepaskan klem dan biarkan larutan mengalir cukup untuk mengisi slang. Klem kembali slang.
Menghilangkan udara dari dalam slang
8 Gunakan sarung tangan Mengurangi transmisi mikroorganisme

9 Beri pelumas pada ujung slang 7,5 cm – 10 cm pada ujung slang rectal Memungkinkan insersi halus slang tanpa resiko iritasi atau trauma pada mukosa rectal

10 Dengan perlahan regangkan bokong klien & tentukan lokasi anus. Instruksikan klien untuk rileks dengan melepaskan nafas perlahan melalui mulut.
Menghela nafas meningkatkan relaksasi sfingkter anus eksternal
11 Masukkan slang perlahan dengan mengikuti arah umbilicus klien. Panjang insersi bervariasi 7,5 cm – 10 cm, 5 cm – 7,5 cm untuk anak-anak, 2,5 cm – 3,25 cm untuk bayi. Tarik slang segera bila terjadi obstruksi. Insersi hati-hati mencegah trauma pada mukosa rectal karena penusukan slang secara tak sengaja pada dinding. Insersi lebih dari batas yang tepat dapat menyebabkan perforasi.

12 Buka klem pengatur & biarkan larutan masuk dengan perlahan, dengan wadah setinggi panggul klien Cairan yang masuk terlalu cepat dapat merangsang evakuasi dii, sebelum volume yang diinginkan terpenuhi.

13 Tinggikan ketinggian wadah dengan perlahan pada ketinggian yang tepat diatas anus (30 – 40 cm untuk dewasa, 7,5 cm untuk bayi) Memungkinlan laju aliran cairan perlahan & terus menerus. Meninggikan wadah terlalu tinggi dapat meneybabkan aliran yang terlalu cepat & kemungkinan nyeri distensi kolon.

14 Turunkan wadah atau klem slang bila klien mengeluh kram atau bila cairan keluar dari anus. Kemudian lanjutkan lagi samapai laruran cairan habis.
Penghentian sementara mencegah kram berlanjut yang akan meneybabkan cairan yang masuk tidak memenuhi kebutuhan.
15 Klem selang setelah semua cairan masuk Mencegah masuknya udara kedalam rectum

16 Tempatkan lapisan tissue disekitar slang pada anus dan dengan perlahan tarik slang.
Memberikan kenyamanan pada klien dan menjaga kebersihan
17 Minta klien untuk menahan larutan selama mungkin saat berbaring ditempat tidur Larutan mendistensikan usus. Lamanya retensi bervariasi dengan tipe huknah & kemampuan klien untuk mengontraksikan sfingter anal. Makin lama retensi meningkatkan lebih efektif perangsang perista;tik dan defekasi.

18 Bantu klien ke kamar mandi atau membantu posisi di pispot Posisi jongkok normal meningkatkan defekasi.

19 Rapikan alat-alat dan lepaskan sarung tangan Mencegah transmisi mikroorganisme

20 Ikuti akhir protokol ketrampilan.







Kewaspadaan Petugas
1. Klien dengan control sfingter kurang posisikan pada pispot. Klien dengan kontrol sfingter buruk tidak akan mampu menahan cairan.
2. Bila klien mendapatkan program enema “sampai jernih”, perawat tidak boleh memberikan lebih dari 3 kali tanpa memastikan dengan dokter perlunya tambahan tersebut. Pemberian huknah berulang bisa menyebabkan gangguan keseimbangan cairan & elektrolit serius.

Tugas mahasiswa











































PROSEDUR
PROSEDUR PEMBERIAN OBAT



Medikasi adalah cara utama terapi utama yang diprogramkan oleh dokter untuk mengobati masalah kesehatan atau masalah klien. Perawat/bidan harus mengetahui prinsip-prinsip keamanan dalam pemberian medikasi serta pemantauan hasil khusus obat. Persiapan dan pemberian medikasi memerlukan keakuratan oleh perawat.

Pendelegasian
Beberapa ketrampilan dalam bab ini dapat didelegasikan pada personel asisten dengan latihantingkat lanjut. Namun, tetapmenjadi tanggung jawab perawat untuk meninjau ulang dalam menjamin ketetapan asuhan dan dokumentasi dilaksanakan. Sebelum mendelegasikan ketrampilan apapun, perawat harus:
1. Menginformasikan kepada asisten tentang efek yang diharapakan dan potensi efek samping medikasi dan untuk melaporkan kejadiannya.
2. Baca kebijakan lembaga sebelumnya membuat keputusan untuk mendelegasiakn ketrampilan atau prosedur tertentu dalam bab ini.

Prinsip 5 benar untuk pemberian medikasi :
1. Benar obat
2. Benar dosis
3. Benar klien
4. Benar rute
5. Benar waktu

Rute pemberian obat
1. Obat oral
2. Obat injeksi
3. Obat Topikal
4. Obat inhaler
5. Obat per-vagina
6. Obat supositoria

Catatan pemberian obat

1. Periksa label obat dan bandingkan dengan catatan pemberian obat secara cermat untuk memastikan bahwa obat yang benar yang anda siapkan.
2. Ikuti prosedur/aturan pemberian obat. Baca label pada obat.
1) Ketika mengambil obat
2) Sebelum menarik obat kedalam spuit
3) Setelah obat berada dalam spuit






Obat Oral


Rute yang paling dipilih untuk memberikan obat adalah per oral. Obat oral paling aman dan mudah diberikan kecuali bila klien mengalami gangguan fungsi gastrointestinal atau tidak dapat menelan.


Prosedur

Langkah – Langkah
Rasional
1 Persiapan klien awal : ikuti Protokol Standart (lihat lampiran)
Menghindari kesalahan prosedur
2 Kaji riwayat medis klien, riwayat alergi, riwayat medikasi, dan riwayat diet
Beberapa obat memberikan efek samping yang berbeda bagi klien, mengetahui riwayat kesehatan klien sangat penting untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan

3 Kaji klien untuk adanya kontraindikasi pemberian obat oral, termasuk kesulitan menelan, mual, muntah, inflamasi usus atau penurunan peristaltic, baru menjalani pembedahan gastrointestinal, penurunan atau tidak ada bising usus, pengisapan lambung, atau konfusi berat.
Memungkinkan memaksimalkan efek obat yang diinginkan
4 Tetapkan keinginan dan toleransi klien terhadap cairan untuk menyertai medikasi.
Beberapa jenis cairan menjadi kontra indikasi untuk dikonsumsi bersamaan dengan pemberian obat per oral.
5 Periksa keakuratan dan kelengkapan setiap pesanan medikasi,pastikan nama klien, nama dan dosis obat, rute pemberian, dan waktu pemberian. Laporkan adanya penyimpangan dalam pesan untuk mengingatkan perawat atau dokter.
Mengurangi resiko terjadinya kekeliruan
6 Atur nampan, cangkir, atau kartu obat per protokol.
Fokus pada satu tindakan dapat memperkecil resiko kesalahan
7 Siapkan medikasi untuk klien dalam satu waktu. Pertahankan semua halaman catatan pemberian obat (Medical Administration Record)

8 Pilih medikasi yang tepat dari stok atau laci dosis unit dan bandingkan dengan MAR. Pastikan medikasi benar dengan membaca label.

9 Hitung dosis dengan tepat. Periksa ganda perhitungannya.
Dosis obat diberikan sesuai dengan kebutuhan klien untuk memberikan efek yang diinginkan
10 Untuk menyiapkan tablet atau kapsul dari botol, tuangkan jumlah yang diinginkan ke dalam tutup botol (bila memungkinkan) dan pindahkan ke dalam cangkir obat. Jangan menyentuh obat denga jari.


Mengurangi resiko kerukan obat dengan meminmalkan sentuhan2 tangan yang tidak diperlukan
11 Untuk menyiapkan tablet atau kapsul dalam kemasan strip, tempatkan tablet atau kapsul kemasan secara langsung ke dalam cangkir obat


12 Semua tablet/kapsul yang akan diberikan dalam waktu bersamaan dapat ditempatkan dalam satu cangkir, kecuali untuk klien yang membutuhkan pengkajian sebelum pemberian obat seperti frekwensi nadi atau tekanan darah.
Efisiensi tempat
13 Bila klien sulit menelan, gerus obat dalam lumpang obat Dengan gerusan memudahkan klien menelan
14 Untuk menyiapkan obat cair, lepaskan penutup botol dan tempatkan dalam posisi terbalik. Pegang botol dengan label diatas ketika menuangkannya. Pegang cangkir obat setinggi mata dan isi sampai tanda yang diingkan.
Tutup botol diletakkan terbalik untuk menghindari kontaminasi pada bagian dalamnya, penuangan sejajar mata memungkinkan melakukan pengukuran jumlah cairan lebih tepat.
15 Ketika menyiapkan narkotik, periksa catatan narkotik untuk jumlah obat sebelumnya, berikan hanya apabila benar-benar diperlukan, serta catat informasi yang perlu pada format dan tandatangani format tersebut Menghindari klien dari pemberian Narkotik berlebih yang dapat menyebabkan efek ketergantungan
16 Cek ulang obat sebelum benar-benar diberikan kepada klien Memperkecil resiko terjadinya kekeliruan
17 Jangan tinggalkan obat tanpa perhatian Menghindari penyalahgunaan obat
18 Berikan obat pada waktu yang tepat atau dalam 30 menit sebelum atau sesudah peresepan untu menjamin efek terapeutik yang diinginkan
19 Perhatikan klien sampai benar-benar meminum obatnya. Memastikan obat diterima dan diminum dengan benar.
20 Catat setiap pemberian obat pada catatan pemberian obat (MAR) Dokumentasi sangat penting sebagai legal aspek dan bukti tertulis dari tindakan yang telah diberikan, dapat digunakan untuk memantau program medikasi klien
21 Lengkapi akhir protocol standart

Obat Injeksi (parenteral)
Adalah pemberian selain melalui saluran pencernaan, yaitu menggunakan jarum. Pemberian obat parenteral memerlukan pengetahuan keperawatan yang sama dengan obat-obatan oral maupun topical, namun karena injeksi merupakan prosedur invasive, tehnik aseptic harus digunakan untuk meminimalkan resiko infeksi. Untuk memberikan obat parenteral memerlukan peralatan injeksi yaitu, spuit, jarum, vial dan atau ampul.











Pendelegasian
Ketrampilan penyiapan injekdi dari ampul dan vial tidak dapat diligasikan pada personel asisten.

Jenis Injeksi
1. Intra dermal/cutan (IC)
2. Sub cutaneus (SC)
3. Intramuskular (IM)
4. Intravena (IV)

a.d-1. Injeksi intra cutan (IC)
Pemberian injeksi itradermal/cutan adalah tehnik pemberian obat kedalam lapisan dermal kulit tepat dibawah epidermis. Biasanya hanya sejumlah kecil larutan yang digunakan. Metode pemberian ini sering kali digunakan untuk uji alergi dan penapisan tuberculine.


Lokasi injeksi




Persiapan alat
1. Spuit insulin / tuberculine
2. Jarum no. 25 - 27
3. Kapas alcohol
4. Obat yang diperlukan dalam vial atau ampul
5. Baki obat



Prosedur

Langkah – Langkah
Rasional
1 Persiapan klien awal : ikuti Protokol Standart (lihat lampiran)
Menghindari kesalahan prosedur
2 Atur perlengkapan yang dibutuhkan dalam baki.

3 Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian lainnya yang sesuai (missal sarung tangan bila diperlukan)
4 Persiapkan obat dari ampul atau vial untuk proses penarikan obat

5 Berikan penjelasan yang adekuat pada klien tentang reaksi obat.

6 Berikan privasi klien

7 Pilih dan bersihkan lokasi injeksi dengan desinfektan
1. Pilih lokasi injeksi (miss, pada lengan bawah sekitar satu telapak tangan diatas pergelangan tangan dan tiga atau empat jari dibawah ruang antekubital)
2. Hindari menggunakan lokasi yang mengalami nyeri tekan, inflamasi, bengkak atau terdapat lesi
3. Pasang sarung tanagan (bila diperlukan)
4. Bersihkan kulit pada lokasi dengan menggunakan gerakan sirculer yang kuat, dimulai dari bagian tengah dan memutar kea rah luar. Biarkan area mengering secara keseluruhan.
8 Siapkan spuit untuk injeksi
1. Buka tutup jarum saat menunggu antiseptic kering
2. Keluarkan gelembung udara yang ada dalam spuit.
3. Pegang spuit pada tangan dominan anda. Pegang diantara ibu jari dan telunjuk. Pegang jarum hamper sejajar dengan permukaan kulit membentuk sudut 150, dengan bevel jarum menghadap ke atas.

9 Injeksikan cairan
1. Dengan tangan non dominan anda, tarik kulit pada lokasi yang akan diinjeksi sampai teregang
2. Masukkan ujung jarum cukup jauh untuk menempatkan bevel melewati epidermis hingga dermis
3. Stabilkan spuit dan jarum, injeksikan obat secara hati-hati dan perlahan sehingga menghasilkan gelembung kecil.


4. Tarik ujung jarum segera pada sudut yang sama saat dimasukkan.
5. Jangan memijat area penusukan
6. Baung spuit da jarum dengan cara yang aman.
















a.d-1. Injeksi sub cutan (SC)
Pemberian injeksi subcutaneus adalah tehnik pemberian obat kedalam bawah kulit. Biasanya hanya sejumlah kecil larutan yang digunakan. Metode pemberian ini sering kali digunakan untuk vaksin, obat praoperasi, narkotika, insulin, dan heparin.

Lokasi injeksi



Persiapan alat
1. Spuit insulin / tuberculine
2. Jarum no. 25 - 27
3. Kapas alcohol
4. Obat yang diperlukan dalam vial atau ampul
5. Baki obat




Prosedur

Langkah – Langkah
Rasional
1 Persiapan klien awal : ikuti Protokol Standart (lihat lampiran)
Menghindari kesalahan prosedur
2 Atur perlengkapan yang dibutuhkan dalam baki.

3 Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian lainnya yang sesuai (missal sarung tangan bila diperlukan)
4 Persiapkan obat dari ampul atau vial untuk proses penarikan obat
5 Berikan privacy klien
6 Persiapan klien
1. Baca gelang pengenal klien
2. Bantu klien di posisi yang relaks
3. Untuk klien yang kurang cooperative memungkinkan untuk merekomendasikan bantuan
7 Jelaskan tujuan pemberian obat dan bagaimana obat tersebut membantu klien
8 Pilih dan bersihkan lokasi injeksi dengan desinfektan
1. Pilih lokasi injeksi. Hindari menggunakan lokasi yang mengalami nyeri tekan, inflamasi, bengkak atau terdapat lesi
2. Pasang sarung tangan (bila diperlukan)
3. Bersihkan kulit pada lokasi dengan menggunakan gerakan sirculer yang kuat, dimulai dari bagian tengah dan memutar kea rah luar sekitar 5 cm. Biarkan area mengering secara keseluruhan.
4. Letakkan dan pegang kapas antiseptic di antara jari tengah dan jari manis pada tangan non dominan, atau letakkan kapas diatas kulit klien yang akan di injeksi.
9 Siapkan spuit untuk injeksi
1. Buka tutup jarum saat menunggu antiseptic kering
2. Keluarkan gelembung udara yang ada dalam spuit.
10 Injeksikan obat
1. Pegang spuit pada tangan dominan anda. Pegang diantara ibu jari dan jari-jari. Dengan telapak tangan menghadap ke sisi atau ke atas untuk sudut penusukan 450, atau dengan telapak tangan menghadap kebawah untuk sudut penusukan 900.



2. Dengan menggunakan tangan non dominan cubit atau regangkan kulit pada lokasi injeksi, dan tusukkan jarum menggunakan tangan dominan dengan dorongan yang kuat serta stabil.

3. Ketika jarum telah masuk gerakkan tangan nondominan anda ke ujung plunger, atau menggerakkan tangan nondominan ke barrel dan tangan dominan ke ujung plunger.
4. Lakukan aspirasi dengan menarik plunger. Jika darah tampak pada spuit, tarik keluar jarum, ganti spuit, dan siapkan set injeksi baru. Jika tidak tampak adanya darah pada spuit ketika di aspirasi, lanjutkan pemberian
5. Injeksikan obat dengan memegang spuit secara mantap dan tekan plunger secara perlahan dan merata.
11 Tarik keluar jarum
1. Angkat jarum secara perlahan dan halus, tarik sepanjang jalur injeksi sambil menekan kulit dengan tangan nondominan anda.
2. Jika terjadi perdarahan, tekan area injeksi dengan kasa/kapas kering hingga perdarahan berhenti.
12 Buang spuit dan jarum ditempatnya.



Tidak ada komentar: